Study in Fuzhou - Fujian Normal University
Alasan saya memilih Fuzhou untuk studi S2 sebenarnya simple: karena ga ada pilihan lain. Hahaa.. Waktu itu, saya masih labil, entah mau ambil S2 atau langsung cari kerja setelah lulus. Ketika akhirnya memutuskan untuk lanjut S2, hampir semua universitas udah menutup pendaftaran. Denger-denger, kebetulan Fujian Normal University (FNU) baru saja tandatangan kontrak kerjasama dengan Confucius Institute di Indonesia, makanya FNU masih bersedia menerima pendaftaran, dan jadilah saya studi ke FUZHOU.
Fuzhou adalah ibukota provinsi Fujian yang terletak di tenggara Cina, persis di seberang Taiwan. Kata 'Fujian' mungkin lebih familier di telinga orang Indo dengan padanannya dalam bahasa daerah: 'Fukkien' atau 'Hokkien'.
Sebelum mendarat ke Fuzhou, saya singgah dulu di Guangzhou selama 3 hari karena belum ada penerbangan yang direct dari Jakarta. Jadi pertama kali tiba di Fuzhou, yang paling berasa adalah kesan kota kecilnya yang jauh dari Guangzhou ataupun Jakarta. Maklum, Fuzhou memang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang lebih rendah dibanding Jakarta. Luas Jakarta kurang lebih 7 ribu kilometer persegi dengan populasi sekitar 9 juta jiwa, sementara luas Fuzhou kurang lebih 12 ribu kilometer persegi dengan populasi hanya sekitar 7 juta jiwa.
Tapi kalau mau bandingin bandara, ternyata bandara Internasional ibukota Jakarta walaupun lebih luas areanya, tetep ga sekeren bandara Fuzhou yang lebih bersih, lebih rapi dan lebih trendi. Padahal cuma kota kecil kan..?
Bukan berarti Fuzhou itu luar biasa bersih loh. Sama seperti kota pada umumnya, Fuzhou punya area mirip Sudirman yang dipenuhi skyscrapers, serba modern dan apik, tapi Fuzhou juga punya sudut-sudut kota yang kotor, bau dan berantakan. Misalnya Xuesheng Jie 学生街 alias Student Street yang mirip pasar malam dan terletak di dekat asrama dan kampus, yang membludak dipenuhin mahasiswa mulai dari jam 5 sore setiap hari. Sekitar jam 9 lewat, biasanya Student Street udah mulai sepi dan mulai kelihatan deh sisa-sisa sampah jajanan yang jorok dan bau. But, saya pernah lewat Student Street di tengah malam, dan jalanan itu udah bersih kembali berkat petugas kebersihan yang sigap. Hahaa..
Dan seperti kota pada umumnya, lalu lintas Fuzhou juga bisa macet. Terutama jam berangkat atau pulang kantor dan pas turun hujan. Tapi semacet-macetnya Fuzhou, tetep ga bisa nandingin macetnya Jakarta lah.. Yang bikin saya bingung adalah, semacet apapun lalu lintas, saya jarang banged denger bunyi klakson. Mungkin orang Fuzhou lebih sabaaarr menghadapi kemacetan kali yah. Sekalipun kemacetannya gara-gara kecelakaan, mereka tetep aja ga klakson ato saling serobot. Oya, motor yang populer di Fuzhou (dan Cina pada umumnya) adalah motor accu yang kecepetannya lebih rendah ketimbang sepeda motor di Jakarta dan punya jalur tersendiri di jalan raya, jadi lalu lintasnya lebih rapi dan jarang terjadi kecelakaan.
Soal makanan, rasanya mirip dengan chinese food di Indonesia, of course dengan cita rasa dan cara masak yang lebih otentik, dan agak greasy seperti tipikal chinese food pada umumnya. (For more about food, click here)
Soal makanan, rasanya mirip dengan chinese food di Indonesia, of course dengan cita rasa dan cara masak yang lebih otentik, dan agak greasy seperti tipikal chinese food pada umumnya. (For more about food, click here)
Karena saya tergolong mahasiswa asing, saya ditempatkan di asrama khusus murid asing yang berseberangan dengan kampus, yang juga khusus untuk murid asing. Letak kampus ini terpisah dari superblok kampus-asrama yang berjarak sekitar 100 meter. Keduanya disebut sebagai Kampus Lama karena Fujian Normal University juga punya superblok kampus-asrama (macem UI di Indo gitu deh) yang lokasinya jauh dari pusat kota dan disebut sebagai Kampus Baru.
Karena semua murid asing dikumpulin dalam satu kampus, jadi serasa kuliah di private school karena hampir semua murid saling kenal, jadi 4L deh, Lo Lagi Lo Lagi. Dan karena itu juga, gosip apapun bisa cepet banged beredar di kalangan murid asing, hahahaa.. Positifnya, segala informasi akademis bisa tersampaikan lebih cepet tanpa terkecuali.
Fujian Normal University khusus untuk International College of Chinese Studies |
Mirip Hogwartsnya Harry Potter ga sih..? Hahaa.. |
Depan gedung kampus tampak dari gerbang |
Gedung Kampus |
Berbeda dengan kelas di kampus Indo, contohnya Binus, perkuliahan dilaksanakan di ruang kelas yang berbeda-beda sesuai mata kuliah masing-masing, semua perkuliahan di FNU justru dilaksanakan hanya di satu kelas yang sama selama satu semester. Kalau beruntung, bisa dapet ruang kelas yang asik (deket pintu exit, jadi bisa cepet-cepet ngacir pas recess dan buru-buru balik ke kelas setelah ngemil atau ngopi), hahahaa.. Pernah di semester 3, saya kebagian ruang kelas yang sempit banged dan praktis harus dongak untuk lihat mukanya dosen dan sakit mata pas melototin slide powerpoint. Wah, hari-hari pertama kepala rasanya mau pecah sampe saya berkali-kali ijin ke toilet padahal sebenarnya saya jalan keluar gedung untuk nyari udara segar. Tapi lama-lama terbiasa juga sih.
Mengenai dosen, overall saya puas banged dengan penyampaian materi inti maupun materi pengayaan dari dosen-dosen di FNU. Ada sih satu, dua dosen yang bikin saya males. Misalnya dosen yang gila nilai dan merasa high grades means you are smart. Atau dosen yang sulit banged untuk menerima perbedaan pendapat ketika presentasi atau diskusi di kelas.
Dosen kesayangan saya, of course, ya dosen pembimbing tesis saya: Li Fuhua Laoshi 李富华老师. She is awesome. Ga cuma kompeten di bidangnya, beliau juga SUPER BAIIIKK.. Beliau selalu membantu saya dalam penguasaan bahan, meng-encourage saya waktu saya drop mental gara-gara tesis, bahkan rela mampir ke asrama saya jauh-jauh hanya untuk bubuhin tandatangan di laporan magang saya. So swiiitt..
Dosen lain yang selalu saya nanti-nantikan mata kuliahnya adalah Shaping Laoshi 沙平老师, Pan Lin Laoshi 潘林老师, dan Huang Bin Laoshi 黄彬老师. Mereka membawakan mata kuliah yang materinya luar biasa suram menjadi perkuliahan yang benar-benar enjoyable and interesting.
Soal asrama, asrama untuk murid asing terdiri dari dua gedung, gedung depan namanya Lvzhen Wan Building 吕振万楼, gedung belakang namanya Zhuanjia Building 专家楼. Lvzhen Wan Building mirip gedung hotel, ada yang sekamar satu orang, ada yang sekamar dua orang. Sementara Zhuanjia Building mirip apartemen yang terdiri dari 6 lantai tanpa lift. Satu apartemen ada 3 kamar, 2 kamar untuk 2 orang, 1 kamar untuk 1 orang, plus ruang tamu, dapur, kamar mandi, laundry room dan balkon. Nah, saya kebagian di Zhuanjia Building ini. Di tahun pertama, saya tinggal di kamar 301. Di tahun kedua saya moved ke seberangnya, 302, dengan alasan fasilitas yang lebih bagus dibanding 301. Secara keseluruhan saya suka dengan asrama saya, terutama karena ada dapur untuk masak sendiri (dilengkapi kompor listrik dan microwave segala) dan balkon untuk jemur pakaian. Bahkan dikasih fasilitas tv, kulkas, dan penghangat air.
Letak asrama ini lumayan strategis dan deket dengan halte bus, gampang belanja ke Carrefour/Walmart/Yonghui, maen ke mall, piknik ke taman, atau jalan-jalan ke Sungai Min 闽江 yang merupakan salah satu landmark nya Fuzhou. Saya paling seneng jalan-jalan sore atau jogging di jogging track kampus FNU. Atau bahkan main pingpong, badminton, basket di lapangan asrama. Asrama ini juga lumayan terkenal di kalangan laoban-laoban rumah makan sekitaran kampus, jadi gampang untuk telepon dan minta delivery kalau lagi males keluar.
So far, saya hanya pernah ke 5 kota lain selain Fuzhou selama di Cina : Guangzhou, Xiamen, Shanghai, Hangzhou, dan Xi'an. Entah kenapa, setelah pergi traveling ke kota-kota itu dan kembali ke Fuzhou, it feels like coming back home. Memang sih Fuzhou itu kalah maju dibanding Guangzhou atau Shanghai. Mungkin karena udah betah dan lama tinggal di Fuzhou, jadi bikin saya merasa Fuzhou seperti my second home, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dulu kalau ada yang nanya, "Mau balik lagi ke Fuzhou ga?" Saya akan jawab, "Males ah, mending pergi ke tempat lain yang belum pernah dikunjungin." Murni karena saya pengen eksplor kota lain aja sih. Tapi kalau sekarang ditanya lagi, jawabannya pasti "MAU BANGED..!" Selain karena kangen pengen nostalgia, Fuzhou bisa dibilang uda jadi part of me, saksi bisu kehidupan saya selama 2 tahun (ceileehh..) dengan segala kejorokan, keruwetan dan keunikannya.
Mengenai dosen, overall saya puas banged dengan penyampaian materi inti maupun materi pengayaan dari dosen-dosen di FNU. Ada sih satu, dua dosen yang bikin saya males. Misalnya dosen yang gila nilai dan merasa high grades means you are smart. Atau dosen yang sulit banged untuk menerima perbedaan pendapat ketika presentasi atau diskusi di kelas.
Dosen kesayangan saya, of course, ya dosen pembimbing tesis saya: Li Fuhua Laoshi 李富华老师. She is awesome. Ga cuma kompeten di bidangnya, beliau juga SUPER BAIIIKK.. Beliau selalu membantu saya dalam penguasaan bahan, meng-encourage saya waktu saya drop mental gara-gara tesis, bahkan rela mampir ke asrama saya jauh-jauh hanya untuk bubuhin tandatangan di laporan magang saya. So swiiitt..
Dosen lain yang selalu saya nanti-nantikan mata kuliahnya adalah Shaping Laoshi 沙平老师, Pan Lin Laoshi 潘林老师, dan Huang Bin Laoshi 黄彬老师. Mereka membawakan mata kuliah yang materinya luar biasa suram menjadi perkuliahan yang benar-benar enjoyable and interesting.
Soal asrama, asrama untuk murid asing terdiri dari dua gedung, gedung depan namanya Lvzhen Wan Building 吕振万楼, gedung belakang namanya Zhuanjia Building 专家楼. Lvzhen Wan Building mirip gedung hotel, ada yang sekamar satu orang, ada yang sekamar dua orang. Sementara Zhuanjia Building mirip apartemen yang terdiri dari 6 lantai tanpa lift. Satu apartemen ada 3 kamar, 2 kamar untuk 2 orang, 1 kamar untuk 1 orang, plus ruang tamu, dapur, kamar mandi, laundry room dan balkon. Nah, saya kebagian di Zhuanjia Building ini. Di tahun pertama, saya tinggal di kamar 301. Di tahun kedua saya moved ke seberangnya, 302, dengan alasan fasilitas yang lebih bagus dibanding 301. Secara keseluruhan saya suka dengan asrama saya, terutama karena ada dapur untuk masak sendiri (dilengkapi kompor listrik dan microwave segala) dan balkon untuk jemur pakaian. Bahkan dikasih fasilitas tv, kulkas, dan penghangat air.
Letak asrama ini lumayan strategis dan deket dengan halte bus, gampang belanja ke Carrefour/Walmart/Yonghui, maen ke mall, piknik ke taman, atau jalan-jalan ke Sungai Min 闽江 yang merupakan salah satu landmark nya Fuzhou. Saya paling seneng jalan-jalan sore atau jogging di jogging track kampus FNU. Atau bahkan main pingpong, badminton, basket di lapangan asrama. Asrama ini juga lumayan terkenal di kalangan laoban-laoban rumah makan sekitaran kampus, jadi gampang untuk telepon dan minta delivery kalau lagi males keluar.
So far, saya hanya pernah ke 5 kota lain selain Fuzhou selama di Cina : Guangzhou, Xiamen, Shanghai, Hangzhou, dan Xi'an. Entah kenapa, setelah pergi traveling ke kota-kota itu dan kembali ke Fuzhou, it feels like coming back home. Memang sih Fuzhou itu kalah maju dibanding Guangzhou atau Shanghai. Mungkin karena udah betah dan lama tinggal di Fuzhou, jadi bikin saya merasa Fuzhou seperti my second home, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dulu kalau ada yang nanya, "Mau balik lagi ke Fuzhou ga?" Saya akan jawab, "Males ah, mending pergi ke tempat lain yang belum pernah dikunjungin." Murni karena saya pengen eksplor kota lain aja sih. Tapi kalau sekarang ditanya lagi, jawabannya pasti "MAU BANGED..!" Selain karena kangen pengen nostalgia, Fuzhou bisa dibilang uda jadi part of me, saksi bisu kehidupan saya selama 2 tahun (ceileehh..) dengan segala kejorokan, keruwetan dan keunikannya.
I HEART YOU, FUZHOU..!!
Comments
kapan S3 nya Kakak?
Apalagi yg mau foto prewed.hehe