Penipuan Derawan Trip oleh @derawan_island


Trip ke Derawan akan sangat sempurna andai saja saya tidak tertipu agen perjalanan. Iya, saya kena tipu. Penipunya adalah Finna, asal Solo, pemilik akun Instagram @derawan_island. Oh ya, suaminya, Budi Yanto, orang asli Maratua, juga turut andil, karena pembayaran dilakukan melalui rekening BRI nomor 790101003573532 milik Budi Yanto. Jadi ketika Budi mengatakan bahwa dia tidak tahu menahu mengenai penipuan ini, bagi saya itu bullshit.

Artikel ini lumayan panjang karena saya ingin menunjukkan isi chat yang full of shit dan kronologis selama perjalanan di sana hingga situasi terakhir saat artikel ini diterbitkan sedetil mungkin, so bear with me.

Sebagai pembuka, di bawah ini adalah isi chat WhatsApp antara Finna dan Ria, teman saya. Saya lampirkan screenshot percakapan tersebut di akhir artikel sebagai bukti otentik. Sebagian screenshot tercantum tanggal, sebagian lagi tidak. Kronologis percakapan (spelling dan typo saya samakan dengan screenshot aslinya) saya rangkum sebagai berikut:

Ria:
Siang Kak..
Mau tanya utk Private Tour derawan utk 5 orang kira2 berapa biaya per orangnya kak?
Bedanya sama open trip brp biayanya?
Finna:
3,3jt kak kalau private
Kalau private spedboatnya sendiri ga dicampur yg lain kak
Ria:
Bole tw kak itu nginepnya di resort mana?
Finna:
Di derawan kak
Ria:
Itu bukan di maratua paradise resort ya kak?
Finna: 
Bukan kak
Kalau di paradise resort perorang 1,1jt permalamnya
Ria:
Yg kakak kirim foto itu nama resortnya apah?
Nanti jemputnya di berau ato di tarakan kak?
Finna:
Nama resortnya fisheries kak
Di bandara berau kak jemputnya
Ria:
Oke kak, ak info temen2 ku dulu ya..
Rencana si jalan2nya di akhir bulan Juli ini.
Nanti ku kabari lg ya kak.
Makasi.
Finna:
Siap kak
Di ahkir juli sdh banyak yg full booked kak
Kalau sdh fix segera booking aja
Ria:
Oke kak.. nanti ku kabari lg ya.
Makasi 

7 April 2018
Finna:
Pagi ria, maaf nih barusan dpt telp dr travel katanya untuk pelunasan trip nya diminta lusa, dikarenakan tgl 27-30 mei spedboat di derawan full booked sampai 17agustus banyak yg liburan kesini, jd kita harus bayar full ke spedboatnya.
Ria:
Kak, kalo lusa kita bayar lunas semua..
Ada jaminan pasti kita jalan tgl 27-30 juli gak kak?Maaf kak, jgn tersinggung ya, temen2 ak takut penipuan pas nantinya sampe derawan travelnya ga kabur kan kak?
Finna:
Hihi iya kak, pasti jalan karna sdh bayar penginapan lunas kak
Ini banyak tamu2 yg lain bayar lunas jg kok 
Ria:
Hmmm gitu ya...
Ak info ke temen2 ak dl yah kak.
Nanti ku kabari lg :)
Finna:
Kalau tipu2 sdh dilaporin kepolisi kak :D dan akun tipu2 pasti di ig nya diserang orang2 yg kena tipu
Ria:
Hehehe iya kak, nanti ak info temen2 ku dl ya. Paling telat bsk ak kbarin ya kak. Soalnya ak lg dinas ke luar kota
Makasi kak :)
Finna:
Siap ria.
Iyah, maaf aku jd rentenir gini yak kayak ngejar2 utang :D maklum tugas admin kerjaannya ya begini
Belum lg kalau tamu komplen pasti yg kena omel admin nya :'D
Ria:
Hehehe iya kak:'D

21 Juni 2018
Ria:
Apa kabar?
Utk trip tgl 27-30 Juli masih on schedule kan? Ga ada masalah?
Finna:
Baik kak
Untuk trip nya pasti jalan kak cuma ini mau info minggu ini sdh masuk gelombang besar kak kalau kita 5 org ga berani nembus labuan cermin kak spedboat nya, solusi nya kita harus upgrade ke spedboat sedang kak, kita ga mau nanti terjadi apa2 dilaut kak demi keselamatan bersama
Ria:
Ohh gituuu
Upgrade it nambah biaya lg kah?
Finna:
Iya kak upgrade spedboat lebih besar pasti tambah biaya lg karna minyak yg dipakai lebih banyak
Atau aku ada pilihan ni kak tripnya kakak kan private kalau kakak ga mau nambah kakak bisa beralih ke opentrip karna opentrip kita pakai spedboat besar sekitar 20 orang peserta
Ria:
Mw tanya kak,utk gelombang besar ini biasanya mulai dr bulan apa sampe bulan apa kak?
Sapa tw di akhir juli, gelombangnya ga sebesar skr
Finna:
Juli agustus kak tp ini baru bukan juni aja sdh besar gelombang kak
Juli agustus desember kak
Tp skg baru masuk juni sudah besar gelombang
Ria:
Hmm gituu... bole tw ga kak, yg ikut open trip 27juli-30 juli, uda brp orng kak?
Pengen tau dulu, klo ternyata digabung, jadi total brp orng
Buat bahan pertimbangan ke temen2 ak kak
Finna:
Kalau peserta tripnya pasti 20 org kak di spedboat besar
Karna opentrip jadi digabung dengan travel2 yg lain
Ria:
20 orng itu uda include ak & temen2 yah? (Kalo jd ikut)
Finna:
Tp untuk pelayanan dan dokumentasi harap dimaklumi karna kita bawa peserta 20 orang
Beda dengan private
Iya kak
Kita opentripnya ada di tgl 5-8 juli kemudian 16-19 agustus kak
Ria:
Waahh klo pindah tgl kyknya kita ga bs kak
Finna:
Nah itu jadwal opentrip kita kak
Ria:
Krn ak ud di schedule-in cutinya tgl 27-31 juli
Finna:
Kalau private bebas temtukan sendiri
Ria:
Kemungkinan si bakal mau nambah upgrade aja ke ukuran sedang
Ak infoin ke temen2 ak dulu yah kak..
Antara besok ato lusa ak kabarin lg ke Kak Finna
Finna:
Paling lambat kabarin lusa ya kak, karna spedboat kita cuma ada 3 dan lusa nanti travel dr jakarta jg mau kasih kepastian fix atau enggaknya, karna mereka trip pakai spedboat sedang di tgl 25-28 juli kak
Ria:
Ok, Besok siang ak info ke temen2 ak.. semoga cpt dapet balesan.
Makasi kak infonya
Finna:
Sama2 kak
Ria:
Kak, temen2 ku protes..
Kalo memang di juli agustus gelombang besar, knp gak di info dr awal
Sm mw tny, itu gelombang besarnya khusus rute ke labuan cermin aja kah?
Finna:
Kalau besar gelombang pakai spedboat kecil pun ga masalah kak tp kapasitas 5 peserta kita ga berani
Kalau spedboat sedang ataupun besar lebih aman di gelombang
Kmarin ada kapal tenggelam dideoan sangalaki tp penumpangnya aman selamat cuman kapal nya tenggelam dan barang2nya hilang karna memang minggu kmarin kencang angin dan besar gelombang
Ria:
Oh oke kak
Biasa angin keceng sm gelombang besar itu krn masuk musim ujan kan yah?
*kencang
Sm mw tny kak, kalo kita ke sana bawa koper aman gak slama perjalanan pake speed boad?
Ato lbih baik bawa tas ransel?
Finna:
Enggak pengaruh hujan kak kmarin lusa cuaca panas kemudian kita dr maratua menuju labuan cermin ditengah laut lepas gelombang besar dr depan , cuaca ga hujan
Aman kak tamu2 kita semua berkoper kok
Koper kan dibawa sampai penginapan aja kak pas trip nya kan ga dibawa
Kak ini yg punya travel info kalau memang ga upgrade gpp tp disaranin ikut yg opentrip aja karna ga memungkinkan spedboat kecil jalan dengan penumpang 5 org demi keselamatan, kalau  memang kakak seuju opentrip ini spedboat yg sedang mau diambil sm travel dr jakarta
Gmn kak?
Nunggu keputusan kakak
Ria:
Maaf kak br baca chat.. ak blm bisa kasi keputusan sendiri kak krn hrs rembukan sm temen2 ku..
Temen2 ak blm kasi kabar lg
Yg tour jakarta itu cm 3 hari.. kayaka rugi di kita kak krn kita bayar ke kak finna harga private tour & utk 4 hr 3 mlm
*kayaknya
Klo yg open trip dr kak finna cuma tgl 5-8 juli & 16-19 agt aja yah? Tgl lainnya ada kah?
Kak,temen ak setuju upgrade speed boad yah
4 juta
Besok siang di transfer
Uda beli tiket pesawat soalnya kak
Finna:
Yg jkt itu 4h3m jg kak
Iya kak 
Ria:
Tglnya ud ga bs diubah.. brngkat tgl 27 plg tgl 30
Besok siang klo ud di transfer kita kabarin ya 
Finna:
Iya kak
Ria:
No rek nya yg atas nama budi yanto itu kan?
Dan klo bisa jgn ada tambahan biaya2 lg kak.. hahahaha
Saran ak, next mungkin bisa di info dr awal2 jd kita juga bs well prepared hehehe
Makasi
Finna:
Haha iya kak, oh iya ada yg lupa di info kak untuk tip guide nya jangan lupa ya, karna nanti aku yg jadi guide nya
Kak ria kata bos travel kalau pelunasan sped nya siang ini bayar 3,5aja tp siang ini kak
Ria:
Ga bs hr ini kak... ak dinas di aceh & br landing jakarta jam 11 malem
Pembayarannya ga bisa diburu2 kayak gini kak, krn ak juga kerja
Biasanya kalo tour lain, kit DP 50% dulu dan pelunasan 2 minggu sebelom brangkat
Ini kita uda lunasi semua dr 3 bulan sebelom kak
Bossnya knp yah? Kyk ketakutan ga akan di bayar
Suami ak malah ngmg ke ak utk bayar 4 jutanya pas hari H kesana karena takut penipuan
Finna:
Oke kak
Aku kasi tau ke bos nya
Mereka mau pembayaran ke boatman kak
Aku kan adminnya bagian chat tamu kak
Ria:
Info ke bossnya kak, besok kita pasti bayar kok siang
Finna:
Baik kak
Ria:
Oke
Finna:
Sy sampaikan ke bosnya, maaf kak atas ketidaknyamanan nya
Ria:
Iya gpp kak, makasi

Keputusan menggunakan "agen travel" Finna bukan karena rekomendasi teman yang sudah pernah menggunakan jasanya, melainkan setelah kami bandingkan dengan agen travel lain di socmed dan rekomendasi dari teman, kami merasa paket yang ditawarkan Finna lebih cocok : penjemputan melalui Berau dan bisa menginap di floating villa di Derawan Dive Resort, yang dia klaim sudah dibayar lunas.

Keanehan bahkan sudah dimulai ketika penjemputan di bandara: sopir yang menjemput tiba-tiba ganti orang; kapal yang mengantar dari Tanjung Redep menuju Pulau Derawan bukan kapal ukuran sedang seperti upgrade yang dijanjikan melainkan kapal ukuran kecil; kami tidak diantar langsung ke Derawan Dive Resort melainkan di drop ke Derawan Fisheries milik Harry.

Di Derawan Fisheries itulah kami bertemu Harry dan Jerry dan akhirnya tahu situasi saat itu sebagai berikut:
- Seluruh perjalanan kami diatur oleh tim Harry dan beliau belum dibayar sepeser pun
- Derawan Dive Resort baru menerima DP sebesar Rp 2.000.000,- padahal seharusnya kebijakan hotel mengharuskan full payment sebelum check in dan dengan begitu kami tidak diijinkan untuk check in
- Kejadian serupa pernah terjadi terhadap customer lain pada libur lebaran yang lalu

Finna yang awalnya sulit dihubungi, akhirnya berhasil ditelepon dan menjanjikan bahwa ia akan melunasi hotel sebesar Rp 6.000.000,- pada pukul 18:00 hari itu juga. Berbekal koneksi Harry dan Jerry dengan pihak hotel, maka kami dibantu untuk check in terlebih dahulu dan melakukan aktivitas sesuai rencana. Kami masih berharap kami tidak sesial itu dan ada itikad baik dari Finna untuk memperbaiki situasi. Kami pun menjalani trip di hari kedua menuju Whaleshark Point, Manimbora dan Labuan Cermin tanpa beban.

Ternyata di akhir trip hari kedua, kami diberi tahu bahwa Finna belum melunasi pihak hotel seperti yang dijanjikannya kemarin. Jika tidak dilunasi, maka pihak hotel akan menahan kami untuk check out dan kami yang harus melunasi. Pihak Harry yang juga merasa diberatkan dalam hal ini karena terus menerus harus menalangi biaya trip tanpa kepastian pembayaran dari Finna akhirnya mengatur kami untuk mengadukan kasus ini ke kantor polsek di Pulau Maratua, tempat Finna dan suaminya berdiam, keesokan harinya. Jerry menemani kami naik kapal ke Pulau Maratua dengan lama perjalanan satu jam, Finna dan Budi Yanto dengan santainya menyambut di dermaga. Dan rentetan bullshit pun dimulai.

Sebelum ke kantor polsek, Finna mengajak bicara di dermaga. Intinya:
- Bahwa dia salah dan meminta maaf.
- Bahwa dia menggunakan uang kami untuk keperluan pribadi, yang belakangan katanya untuk biaya keguguran dan bed rest selama 8 hari di rumah sakit di Berau.
- Bahwa dia betul-betul berniat melunasi hotel, tapi uang yang sedianya ia terima untuk melunasi hotel di sore itu belum ia terima, terpaksa harus menunggu hingga hari Senin pagi saat kami check out (feeling kami sih dia menunggu transferan korban berikutnya untuk melunasi hotel kami).
- Bahwa biasanya transaksi dia dengan Harry sejak dulu memang seperti itu: Harry mengatur dan menalangi biaya trip, lalu Finna akan membayar dalam 4 hari.
- Bahwa kami sebagai traveler tidak perlu ambil pusing dan bisa melanjutkan trip sebagaimana mestinya karena ini hanya masalah internal dia dengan Harry dan bahwa dia akan melunasi hotel tepat waktu sebelum kami check out

Jerry yang paham akal-akalan Finna, menyarankan untuk tetap ke polsek. Di sana, Yohan memaparkan kronologisnya dan meminta polisi menjadi penengah. Finna mengaku ia tidak memiliki uang tunai untuk melunasi hotel dan Harry pada hari itu juga, ia juga kekeuh uang kami digunakan untuk keperluan pribadi.

Ketika Finna diminta untuk menelepon pihak hotel untuk memastikan pihak hotel bersedia menunggu hingga hari Senin pagi, teleponnya tidak tersambung. Ini satu lagi akal-akalan Finna. Jerry akhirnya membantu menghubungi melalui ponselnya dan langsung tersambung dengan pengelola hotel yang masih kerabat empunya. Beliau bersikukuh agar Finna segera melunasi karena mereka terlanjur kecewa dengan janji Finna sebelumnya dan tidak ada jaminan Finna akan melunasi sebelum kami check out. Ketika ditanya soal jaminan, Budi Yanto mengurbankan Finna dengan menyahut bahwa Finna lah yang akan jadi jaminan dipenjara. Dengan dipenjaranya Finna, maka dia tidak perlu melunasi kan, karena sudah dihukum badan. Dan untuk memenjarakan Finna, kami perlu membuat BAP, yang berarti kami masih harus bolak-balik Maratua sebagai pelapor. Finna dan Budi Yanto paham ini bukan solusi yang akan kami ambil. Cerdas yah. Tapi pihak hotel tentu lebih cerdas, beliau mengatakan bahwa jaminan Finna bukan uang dan mereka tetap tidak bisa menerima janji Finna untuk pelunasan di hari Senin pagi.

Selanjutnya, Finna menghubungi Harry dan ia juga mendesak agar biaya trip segera dilunasi oleh Finna. Diputuskanlah bahwa sementara kami kembali ke dermaga untuk makan bekal makan siang yang dibawa di kapal, Finna dan Budi Yanto akan mencari uang tunai sebisa mereka dan membawa jaminan barang berharga kembali ke kantor polisi.

Sebelum kami kembali ke dermaga, saya sempat mencecar Finna, kurang lebih sebagai berikut:
Saya: "Kamu kerja sendirian kan?"
Finna: "Iya.."
Saya: "Kenapa kamu bilang kamu cuma admin, kamu punya boss, minta kami cepat-cepat pelunasan?"
Finna: "Suami saya.."
Saya: "Berarti kamu memang rencana mau menipu, ya toh? Emangnya kamu rencana mau keguguran? Rencana mau bed rest?"
Finna: "Iya, memang saya salah.."
Saya: "Kamu tahu uangnya sudah dipakai, kenapa kamu ga cari uang tunai dari minggu-minggu lalu untuk pelunasan? Kenapa? Karena pasti sudah ada kejadian seperti ini sebelumnya kan? Makanya kamu kira kali ini pun ga akan ada masalah?"
Finna: "..."
Saya: "Kamu bilang ada gelombang besar, suruh kita ganti tanggal reschedule, kamu berharap kami ga jadi datang? Iya?"
Finna: "..."

Gregetan? Sama, saya juga. Apa daya, saya manusia terdidik yang terbiasa menyelesaikan masalah dengan otak, bukan otot. Suara hati saya berulang kali mengingatkan, "Tahan, Jo. Jangan jambak rambut dia, kecuali kamu ketemu dia di luar kantor polisi." Oke, noted.

Sekembalinya kami dari makan siang, Finna dan Budi Yanto kembali dengan membawa kamera dan GoPro ala-ala yang menurut dia kalau dijual bisa laku 2 juta dan 4 juta, jumlahnya genap 6 juta untuk pelunasan hotel. Wow. Cerdas sekali yah matematikanya. Ha! Pihak polisi yang mengenal keluarga Budi Yanto, menyuruh Budi Yanto untuk mencari surat tanah milik ayahnya untuk dijaminkan. Kami menunggu beberapa lama di sana, sampai akhirnya kami beranjak menuju Goa Haji Mengku sambil menunggu. FYI, trip ke Goa Haji Mengku ini kami bayar sendiri loh ya, thanks to who? Yes, duo kacrut named Finna and Budi Yanto.

Kami kembali ke kantor polsek ketika sudah hampir jam 5 sore. Baik Finna maupun Budi Yanto tidak tampak. Polisi mengatakan bahwa Finna disuruh pulang untuk makan dulu dan ada anggota polisi yang mengawal. Kamera dan GoPro tidak ada di atas meja, saya berasumsi keduanya sudah dipegang oleh polisi. Beberapa saat kemudian Finna kembali sendirian. Ditanya polisi apakah sudah makan, jawabnya baru dua sendok. Ya ya ya, I trust you lah. Katanya sih Budi Yanto masih mencari surat tanah milik ayahnya yang entah disimpan di mana, belakangan kami ketahui surat tanah itupun belum pelepasan, jadi tidak ada gunanya dijadikan jaminan untuk dijual.

Solusi sementara adalah mereka meminjam uang sebesar 6 juta dari teman ayah Budi yang saya sebut saja Mr X. Mr X akan menransfer uang tersebut besok pagi dari Berau. Sebenarnya kalau mengalkulasi waktu, uang ini pun tidak akan sempat diterima pihak hotel sebelum kami check out pukul 10:00. Polisi juga mengenal Mr X dan sudah mengonfirmasi langsung dengan Mr X bahwa benar beliau akan menransfer uang tersebut besok pagi. Kami kembali menghubungi pihak hotel dan polisi membantu menjelaskan solusi tersebut. Pihak hotel menerima. Dan untuk biaya trip Harry sebesar 12.5 juta, akan dibayarkan pada hari Jumat, tanggal 3 Agustus 2018, segera setelah ayah Budi Yanto menerima gaji (menurut Finna, ayah Budi akan menerima transfer gaji setiap tanggal 2, tapi ia meminta kelonggaran satu hari untuk antisipasi).

Kami kembali ke Pulau Derawan pukul 18:00 dengan kondisi gelap dan hujan serta gelombang yang cukup tinggi. Kate dan Merri lumayan gelisah karena khawatir kapal sewaktu-waktu hilang kendali dan tenggelam. Lampu kapal juga rusak, jadi penerangan dibantu senter hape. Saya sih santai saja menikmati pemandangan laut malam karena percaya banget anak pulau yang biasa bawa kapal pasti sudah pengalaman hadapin situasi laut yang seperti ini. Tapi tentunya situasi ini tidak perlu kami hadapi dan kami seharusnya bisa menikmati perjalanan di Pulau Sangalaki dan Kakaban kalau bukan karena.... yah sudah tahu kan jawabannya?

Mengira masalah sudah selesai, kami makan malam dengan tenang, ngobrol-ngobrol tentang rencana kembali lagi ke Derawan untuk explore tempat-tempat yang belum sempat dikunjungi. Tapi kemudian Harry membawa berita bahwa kasus Finna telah tersebar dan pihak speedboat menolak mengantar kami kembali ke Berau kalau belum melakukan pembayaran. Pihak hotel juga tetap akan menahan kami check out jika belum melakukan pelunasan. Dan ternyata, kamera dan GoPro Finna tidak disita oleh polisi, jadi kami tidak punya jaminan apa-apa.

Keesokan paginya, setelah siap-siap check out, kami berusaha untuk berbicara dengan pihak hotel dibantu oleh Harry dan Jerry. Kebetulan Harry mengenal Mr X yang berjanji akan meminjami 6 juta tersebut. Akhirnya diputuskanlah bahwa kami nombok 6 juta untuk melunasi hotel, sementara uang 6 juta dari Mr X ditransfer langsung ke Harry untuk DP dari total 12.5 juta tersebut. Kami memegang janji dari Harry bahwa setelah Harry menerima pembayaran 12.5 juta dari ayah Budi Yanto, ia akan menransfer kembali 6 juta yang kami tombok itu. Kami berhasil check out dan diantar kembali ke Berau.

Sebenarnya pekerjaan Finna dan Budi Yanto ini sederhana. Mereka cuma mengelola socmed dan mencari calon traveler, baik open trip maupun private trip, lalu segala sesuatunya diatur oleh tim Harry, mulai dari penjemputan dari bandara, penginapan, perjalanan, dan pengantaran kembali ke bandara. Yang benar-benar bekerja keras sesungguhnya adalah tim Harry sementara mereka berdua bisa mengambil untung bersih dari pekerjaan ini. Hanya saja mereka mulai gali lobang tutup lobang, hingga akhirnya lobang itu terlalu besar untuk ditutup dan kami yang kena getahnya.

Yang Finna maskud dalam chat bahwa dia hanya admin dan ada yang namanya "bos travel" itu bullshit. Mereka hanya bekerja berdua. Yang dia maksud dengan ada "travel dari jakarta" yang mau upgrade speedboat juga bullshit karena dia tidak ada kerjasama dengan perusahaan travel manapun di Jakarta. Yang saya dengar dari beberapa orang (entah fakta atau bukan), Finna awalnya hanya seorang traveler yang menginap di Derawan Fisheries bersama teman-temannya tapi kemudian ia extend stay sendirian tanpa tujuan di pulau tersebut, lalu banyak berinteraksi dengan sesama traveler dan kemungkinan melihat peluang menguntungkan menjalankan bisnis open trip dengan hanya bermodalkan akun socmed.

Hasil follow up kami dengan Harry, Finna membayar Harry lewat dari tenggat yang dijanjikan dalam 2 tahap, 11 juta dan 1.5 juta. Harry menepati janji dan segera menransfer kami 6 juta setelah menerima 11 juta dari Finna. 

Per tanggal 17 Agustus 2018, Ria chat Finna berusaha menagih pengembalian uang sebesar 6.5 juta dari Finna sebagai kompensasi untuk ketiadaan trip di hari ketiga (2.5 juta) dan upgrade speedboat (4 juta). Nilai kompensasi didapat melalui perincian sebagai berikut:
-8 juta untuk hotel
-12.5 juta untuk Harry
-4 juta upgrade speedboat
-2.5 juta kompensasi trip hari ketiga karena kami tidak melakukan perjalanan ke Kakaban dan Sangalaki

Sampai saat ini kami belum menerima itikad baik dari Finna ataupun usaha pengembalian secara bertahap. Merri sempat mencoba menghubungi WhatsApp Finna sekembalinya kami dari polsek Maratua, berpura-pura menanyakan paket tur ke  Derawan. Finna masih aktif menjawab dan menawarkan paket tur tersebut. Yohan juga memberikan komentar buruk di postingan instagram Finna, tapi semuanya dihapus beberapa hari kemudian. Ingin report ke pihak Instagram, tapi tidak ada pilihan fraud.

Alhasil, saya menulis artikel ini, dengan harapan dapat meminimalisir jumlah korban penipuan oleh Finna ataupun pihak lain yang mengatasnamakan Derawan untuk meraup keuntungan, juga agar pemerintah daerah lebih memperhatikan kearifan lokal dan memberikan perlindungan bagi turis yang sejatinya turut andil dalam mengembangkan pariwisata di Kepulauan Derawan.

Terima kasih untuk polsek Maratua yang telah menerima kami dan membantu mencarikan solusi terbaik untuk kami.

Sekali lagi, tulisan ini bukan untuk menjatuhkan pihak manapun, melainkan untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kewaspadaan. Penipuan bisa menimpa siapa saja.

Berikut ini adalah screenshot percakapan WhatsApp antara Finna dan Ria.


Comments

Popular posts from this blog

Contoh Soal dan Essay IELTS Writing Task 2

Study in Fuzhou - Fujian Normal University

Romantic Doctor, Teacher Kim - Classy Korean Drama

IELTS Writing Task 2

IELTS Writing Task 1

Travel in China : Xi'an 西安 - Huaqing Pool & Terracotta Warriors

Travel in China : Shanghai 上海 - Hangzhou 杭州

Berlatih IELTS Secara Otodidak

Trip to Derawan Islands