Berjuang Hingga Titik Darah Penghabisan

Sejak pertengahan bulan November saya punya masalah dengan tenggorokan. Sudah ke dokter tapi kambuh lagi. Sempat juga coba obat generik, hasilnya mendingan. Tapi hari Senin lalu tenggorokan saya sakit lagi. Mungkin gara-gara hari Minggu malam saya kondangan dan makan makanan yg bikin tenggorokan saya ngambek. Alhasil Senin pagi saya ngeloyor ke puskesmas di Sunrise dan bolos kuliah. Saya khawatir saya jatuh sakit kalau dibiarkan, apalagi hari Selasa itu ada mata kuliah yang penting banget (bukan berarti mata kuliah hari Senin ga penting lho..!) dan ada presentasi plus lomba pidato. Jadi saya harus tetap fit hari Selasa.

Siang hari, setelah makan obat dan siap-siap bobo, Vien sms minta saya online nanti malam untuk bikin presentasi besok yang ternyata hasilnya cuma 2 halaman. Jrenggg. Saya belum membuat tugas Kajian Literatur dan Metode Penelitian, juga belum menghapal pidato yang baru saja diperbaiki oleh dosen pembimbing. Sorenya, Saya dan Vien berjuang mengarang indah bahan presentasi, attach via email berkali-kali, membuat power point sampai akhirnya selesai hampir tengah malam. Kerja kelompok kali ini benar-benar menguras tenaga, pikiran dan waktu kami, sampai-sampai tugas individual kami pun terbengkalai.
Semua tugas saya selesai lewat tengah malam. Mata sudah berat sekali. Pengen rasanya menerjang tempat tidur. Tapi masih ada pidato yang harus dihapal dan saya tipe orang yang selalu berjuang sampai akhir sesulit apapun medan yang harus saya tempuh. Kalau memang saya harus maju untuk lomba, saya harus memberikan yang terbaik, kalau tidak, lebih baik tidak tampil sama sekali. Apalagi kalau mengingat hari Selasa itu hari terakhir kuliah sebelum libur Natal dan tahun baru, rasanya nanggung kalau berjuang setengah-setengah. Itu prinsip saya. Sekitar jam 1 pagi saya selesai menghapal. Teringat ucapan teman saya yang bilang kalau setan itu nongol sekitar jam1, saya buru-buru sikat gigi dan ngacir ke kamar.

Tibalah hari H. Macet luar biasa dari Sumur Bor hingga Satpas. Bayangkan, saya kuliah 9:20 tapi 9:00 saya masih di Jembatan Gantung. Saya sampai di depan kelas tepat jam10. Untung dosennya tidak perhitungan dengan absensi. Saya masih bisa absen dan melaporkan hasil kerja saya.

Mata kuliah berikutnya, Etika Bisnis. Dosennya pernah kuliah dan tinggal di Taiwan selama 10 tahun. Orangnya ceplas ceplos dan nyantai abis. Waktu dia denger saya mau lomba pidato, dia merasa sangsi. Wah, saya jadi sakit hati. Dia bilang saya ngomong mandarin aja susah. Grrrr.. Saya sahutin aja supaya dia datang dan lihat sendiri kemampuan saya. Padahal saya sendiri juga merasa ga jago-jago amat dan omongan dia emang bener. Cuma biar harga diri ga jatoh, saya membual dikit lah.. hehe. Kenyataannya saya dan dua finalis lainnya terpilih dari 6 peserta gara-gara sedikit sekali yang ikut serta. Waktu kami presentasi, saya dan Vien sudah pasrah untuk dibantai. Kami benar-benar ga berharap banyak. Tapi akhirnya puji Tuhan kami dapat nilai 90. Lumayan untuk mendongkrak nilai UTS Vien. Selesai presentasi, Vien langsung kabur untuk siap-siap menari di sela-sela acara sementara saya ke library untuk mengembalikan buku, transfer uang, barulah saya ke auditorium tempat dilaksanakan lomba bercerita, pidato dan karaoke jurusan Sastra Cina.

Saya memang tidak merasa deg-degan, tapi saya khawatir sekali dengan tinggi saya yang semampai ini tidak bisa menandingi tinggi podium seperti kejadian tahun lalu di mana saya jadi bahan tertawaan gara-gara saya butuh sesuatu untuk pijakan saya supaya lebih tinggi. Bahkan wajah juri pun tidak kelihatan. Duh malunya. Tapi tahun ini podium yang digunakan lebih pendek. Saya memang meminta teman saya yang juga peserta pidato sekaligus anggota klub tari, Adela, untuk meminjam bangku pijakan yang dipakai klub tari pada penampilan pertama mereka. Panitia juga membantu menyiapkan. Untunglah ternyata podium itu benar-benar memungkinkan untuk tinggi badan saya, jadi saya tidak butuh bangku. Tapi giliran kegugupan menghinggapi saya ketika saya pidato. Saya kurang siap karena saya memang kurang pede dalam berpidato bahasa Mandarin dan persiapan saya kurang matang. Kalimat pertama saja kepleset. Tapi saya bersyukur semua berjalan lancar tanpa hambatan berarti, tidak tersendat, salah ngomong, atau nge-blank. Tentu saja saya tidak membayangkan saya bisa meraih peringkat dengan penampilan itu.

Kategori berikutnya adalah karaoke. Karena kepala pusing akibat begadang, Saya angkat kaki dan tidur saja mumpung lightingnya remang-remang. Sampai saat pengumuman juara baru saya bangun dan ikat rambut lalu angkat kaki lagi. Tahun-tahun yang lalu, kategori bercerita adalah bagian mahasiswa tingkat 1 dan 2 dengan jumlah 3 juara. Kategori pidato adalah bagian tingkat 3 fan 4 juga dengan jumlah 3 juara. Tahun ini ditambahkan kategori karaoke dan juara-juaranya dipisahkan berdasarkan tingkat. Jadi untuk tingkat 4, ada 3 juara. Para pemenang diumumkan dari peringkat ketiga hingga pertama. Peringkat ketiga diraih oleh Indrawati. Ketika peringkat 2 diumumkan, saya sama sekali tidak mengira nama saya akan disebut. Saya kaget lalu buru-buru memakai sepatu dan naik ke atas panggung. Benar-benar di luar dugaan. Haleluyahh...

Selama di perjalanan pulang sampai di rumah saya tidak hentinya berpikir betapa awalnya semua terasa begitu berat dan tanpa harapan namun pada akhirnya berjalan dengan baik, terlalu baik malah, dan berbuah manis. Mungkin karena kerja keras dan kepasrahan yang melatarbelakanginya. Tapi saya juga percaya itu semua anugerah dari yang di atas. Seperti kata pepatah, manusia boleh berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Kebetulan usaha saya dan kehendak Tuhan berjalan sinkron. Bukan berarti saya senang bekerja keras lembur tiap malam, hanya saja saya percaya perjuangan yang kita berikan pasti akan memberikan hasil yang memuaskan. Atau setidak-tidaknya saya merasa lega karena telah memberikan 100% usaha saya, bukan setengah-setengah.

Comments

vien said…
Yap yap yap.. Blog yg indah.. Ap ge u tulis bwt mendongkrak nile g.. Haleluyaahhh. Haha.. :D
ching said…
jieeeeee menang nih ye. makan2 yak! ahahha
@vien: hwahahaha.. trima kasi beib
@@ching: cimol menunggumu tgl4 Jan nanti.. xixixi

Popular posts from this blog

Contoh Soal dan Essay IELTS Writing Task 2

Study in Fuzhou - Fujian Normal University

Romantic Doctor, Teacher Kim - Classy Korean Drama

IELTS Writing Task 2

IELTS Writing Task 1

Penipuan Derawan Trip oleh @derawan_island

Travel in China : Xi'an 西安 - Huaqing Pool & Terracotta Warriors

Travel in China : Shanghai 上海 - Hangzhou 杭州

Berlatih IELTS Secara Otodidak

Trip to Derawan Islands