Standard Tecno-ku, Bukan Standard Tecno-mu
Saya sangat suka menulis, tapi mood saya langsung drop kalau pulpen yang saya gunakan tidak nyaman dipakai. Entah itu karena mata pen yang terlalu besar, tinta yang seret, gagang pen yang tidak nyaman digenggam, dan sebagainya. Saat ini saya merasa nyaman menggunakan pen merek Standard Tecno, selain karena pen ini memenuhi syarat-syarat di atas, juga karena sangat ideal untuk menulis karakter Cina.
Nah, yang ingin saya ceritakan berkaitan dengan pen saya adalah ke’oneng’an teman saya, Vien. Di kotak pensil saya selalu ada 2 pen Standard Tecno biru dan hitam. Tapi pas liburan Natal dan tahun baru yang lalu, saya tidak menemukan pen biru saya. Kemudian saya ingat-ingat lagi, sepertinya Vien meminjam pen biru saya sebelum liburan. Jadi, saya berencana untuk bertanya ketika mulai kuliah tanggal 4 Januari nanti. Karena hari itu saya tidak duduk bersebelahan dengan Vien selama kuliah, saya lupa bertanya mengenai pen itu. Barulah kemarin siang saat kuliah Character Building, saya duduk di sebelahnya dan kebetulan Christine meminjam pen saya, saya pun ingat untuk bertanya. Percakapannya kurang lebih begini :
Saya : “Vi, lu ada minjem pen biru gua ya..?”
Vien : “Kaga.”
Saya : “Oya? Seinget gua lu minjem pen biru gua.”
Vien : (Ngotot)
”Kan pen biru gua cuma satu.”
(Merogoh ke dalam tas yang mirip keranjang pasar dan menarik
keluar sebuah pen biru)
keluar sebuah pen biru)
“Nih, mereknya bed—“
(Terdiam)
Pas dilihat, ternyata pen biru itu mereknya Standard Tecno yang udah buluk, persis pen biru saya. Alhasil kami berdua ngakak gara-gara barusan ada yang ngotot ga minjem pulpen tapi pas dikeluarin barang buktinya malah senjata makan tuan.. hwaahahahaaa...
Comments