Trip to Derawan Islands

Uda lama banged pengen main ke daerah pantai yang jauhan dikit dari Pulau Bali tapi lebih ekonomis dari Raja Ampat. Alhasil di awal tahun lalu, saya, Kate, Merri dan Ria memutuskan untuk mulai nabung tiap bulan walaupun masih belum menentukan destinasi.

Sempat tertarik jalan-jalan ke Maldives karena ada paket tur yang lumayan terjangkau, tapi akhirnya pilihan jatuh ke Kepulauan Derawan yang mulai hits sejak beberapa tahun lalu. Dan begitu Ria sudah mendapat kepastian jadwal cuti dari GIA, kami pun mulai serius cari-cari paket tur dan banding-bandingin harga, penginapan, dan itinerary. Tim jalan-jalan juga bertambah Yohan, suami Ria, yang kami paksa minta rangkap jadi bodyguard. Hehee..

How to Get There..
Karena harga paket tur masih sesuai budget, kami pilih penerbangan menggunakan pesawat Garuda dengan rute Jakarta-Balikpapan-Berau-Balikpapan-Jakarta, 27-30 Juli 2018. Lumayan enteng pikiran karena ga perlu mikirin untuk ngisi perut sebelum take off dan juga jaminan jadwal penerbangan yang selalu tepat waktu.

Tiba di bandara Kalimarau, kami dijemput sopir dengan perjalanan darat yang memakan waktu 3 jam, diteruskan perjalanan laut setengah jam sampai di Pulau Derawan. Karena sudah sore, hari itu kegiatan kami hanya bersepeda dan melihat sunset. Saya yang badannya pendek dan uda lama ga naik sepeda terpaksa dibonceng Kate. Entah karena Kate yang ga biasa bawa boncengan atau sepedanya yang ga cocok untuk membonceng, kegiatan bersepeda kami jadi mirip naik bom bom car: sebentar-sebentar nabrak pohon pisang, nyenggol etalase kacamata hitam depan toko, dan tumbang di polisi tidur. Gubrak yah.. hahaa..


WHALE SHARK POINT
Hari berikutnya, kami harus berangkat subuh. Setelah perjalanan laut kurang lebih 2 jam, kami tiba di Whale Shark Point, di mana kita bisa menyelam bersama hiu. FYI, saya ga jago berenang, tapi karena sudah mengenakan pelampung dan melihat Ria dan Yohan sukses berenang ke tengah-tengah area playground si Hiu, saya merasa pede untuk ikutan nyemplung. Tapi karena baru pertama kali memakai alat snorkle, saya yang terbiasa untuk bernapas melalui mulut dan mengeluarkan melalui hidung ketika di dalam air jadi kaget ketika mulai menyelam dan hidung saya terperangkap dalam alat snorkle itu. Ditambah lagi, Kate yang terjun bareng saya sudah berenang menjauh, saya semakin panik dan memutuskan untuk balik ke kapal. Syok. Serius. Hanya orang yang ga bisa berenang yang paham perasaan saya saat itu.

Kemudian saya mikir, uda jauh-jauh datang ke sini masa sih cuma karena ga bisa berenang akhirnya gagal liad si Hiu. Jadi setelah itu saya mencoba lagi terjun bareng Kate. Di laut lepas itu, ada tali tambang besar yang menghubungkan platform dengan kapal, saya berpegangan ke tali itu dan mulai menunduk ke dalam air. Lama-kelamaan saya terbiasa menggunakan alat snorkle dan bisa bernapas normal tanpa panik. Dan voila, itu semua terbayarkan dengan pemandangan si Hiu syantik yang sedang berenang dekat permukaan. Tidak lama setelah itu, saya menunduk lagi, dan si Hiu sedang berenang perlahan dari dalam menuju permukaan. Luar biasa terpukau dengan pemandangan itu. Puas banged, walaupun ga bisa nyelam ke tengah supaya bisa rekam video bareng si Hiu.

MANIMBORA
Dari Whale Shark Point, kami melanjutkan perjalanan setengah jam menuju Pulau Manimbora yang memiliki pantai pasir putih dan air laut yang dangkal. Foto-foto yang diambil di sana bagusss banged, ga kalah dari wallpaper atau screensaver yang biasa kita liad.

amazed dengan gradasi warna laut di Manimbora

LABUAN CERMIN
Dari Manimbora, perjalanan dilanjutkan ke Labuan Cermin. Sampai di dermaga, kami berganti kapal dari sisi lain dermaga menuju danau. Danaunya seharusnya jernih dan ada aneka binatang laut yang bisa dilihat sembari menyelam. Sayangnya ada terlalu banyak orang yang berulang kali melompat dari tepian dan membuat air menjadi keruh dan binatang laut tidak tampak di tengah danau. Di sini saya juga sempat mengalami kepanikan ketika pertama kali menyelam. Airnya pun lebih dingin dibanding di laut lepas. Kali kedua menyelam, saya mulai terbiasa lagi dan berhasil didokumentasi oleh guide. Yeay!

Labuan Cermin juga dikenal dengan sebutan Danau Dua Rasa karena bagian permukaannya air tawar sementara bagian dalamnya air asin. Guide kami, Adi, sempat menyelam ke kedalaman sekitar 5 meter dan mengisi botol air kosong dengan air yang berada di kedalaman tersebut. Ada teman seperjalanan yang mencoba air tersebut, dan benar saja air itu terasa asin.

Where to Stay..
Pilihan kami jatuh pada Derawan Dive Resort, yang ternyata adalah resort pertama yang dibangun di Pulau Derawan. Di resort ini, kami menginap di kamar tipe floating untuk 2 dan 3 orang. Pemandangan di depan kamar kami langsung ke laut lepas, dengan aneka binatang laut di bawah kami dan spot untuk snorkling di ujung dermaga. Keterangan lebih lengkap bisa klik di sini.

view from our resort

Jika punya anggaran yang lebih terbatas, bisa memilih Derawan Fisheries yang dikelola oleh Harry Gunawan, orang asli Derawan, yang juga mengatur perjalanan kami selama di Kepulauan Derawan. Kamarnya juga tipe floating, tidak kalah dari Derawan Dive Resort. Paket tur yang ditawarkan juga ramah di kantong, hanya sekitar 2 jutaan per orang.

Derawan Fisheries

Overall Review..
Totally worth it. Perjalanan yang jauh dari Jakarta, mulai dari udara, darat dan laut, terbayarkan dengan pemandangan di sana. 
Butuh fisik yang optimal untuk perjalanan ini karena sebagian besar aktivitas adalah olahraga air.
Ombak tinggi seringkali tidak dapat diprediksi dan kami sempat terambung-ambung dalam perjalanan kembali dari Labuan Cermin, bokong lumayan tepos karena tempat duduk dalam kapal berupa hardseat.
Sayangnya beberapa sudut di Pulau Derawan mulai dipenuhi sampah, pantai di Pulau Maratua juga terdapat banyak kumpulan bulu babi yang menandakan rusaknya ekosistem terumbu karang.
Jadwal tur paling banyak di hari Jumat-Minggu, pastikan kamu pergi bukan pada hari libur nasional yang jatuh di hari Jumat karena penginapan akan full booked dan tempat wisata akan sangat padat sehingga kegiatan di sana akan terasa kurang menyenangkan.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Soal dan Essay IELTS Writing Task 2

Study in Fuzhou - Fujian Normal University

Romantic Doctor, Teacher Kim - Classy Korean Drama

IELTS Writing Task 2

IELTS Writing Task 1

Penipuan Derawan Trip oleh @derawan_island

Travel in China : Xi'an 西安 - Huaqing Pool & Terracotta Warriors

Travel in China : Shanghai 上海 - Hangzhou 杭州

Berlatih IELTS Secara Otodidak