Travel in China : Xiamen 厦门
Sebelum masuk ke topik utama, saya kenalin dulu neh temen jalan saya kali ini. Otak trip ini adalah pasangan baru Mas Yanto dan Tany, mereka yang ngatur akomodasi, objek wisata de el el. Ada juga Ningsih dan Kukum, plus saya jadi berlima. Sebenarnya trip ini bukan cuma ke Xiamen, tapi lanjut ke Quanzhou 泉州, Putian 莆田, dan Fuqing 福清. Tapi berhubung budget saya terbatas dan masih ada trip selanjutnya yang menanti, saya batasin cuma ke Xiamen aja.
From left to right: Kukum, Ningsih, writer, Tany, Mas Yanto |
Saya baru tahu kalo ternyata Fuzhou punya dua stasiun kereta, 北站 North Station dan 南站 South Station. Berhubung ada yang bilang stasiun selatan lebih sepi daripada utara, jadi kita putusin untuk berangkat ke Xiamen dari stasiun selatan. Pas nyampe stasiun itu, saya terperangah banget, betapa luas dan megahnya stasiun kereta api itu, hampir sebagus bandara Soeta terminal 3 deh, Gambir udah ga layak dibandingkan. Pas mau masuk ruangan, bawaan kita discan kaya di bandara. Ruangannya bersih, ticketing teratur dan serba terkomputerisasi. Orang Cina yang biasanya paling males ngantri, terpaksa harus baris sesuai nomor gerbong masing-masing tiket pas mau naik kereta. Dari pengalaman saya naik kereta cepet alias 动车 dongche, baik keberangkatan maupun kedatangan selalu tepat waktu. Meskipun saya beli tiket kelas 2, tapi kualitasnya ga jauh di bawah kelas 1 koq, tetep bersih dan nyaman. Jarak antara bangku cukup lega untuk taro bagasi kalo ruang bagasi di atas kepala udah ga muat lagi.
Gimana dengan stasiun di Xiamen? Well, stasiunnya biasa aja kaya stasiun utara. Tapi dalam perjalanan pulang dari Xiamen ke Fuzhou, kereta saya sempet berhenti di Xiamen North Railway Station, sejauh mata memandang sih area naik turun penumpang setara dengan Fuzhou South Railway Station, which means cukup oke.
Di Xiamen, saya tinggal di Xiamen International Youth Hostel yang lokasinya dekat dengan Xiamen Daxue dan transportasi yang mudah dijangkau. Ke 鼓浪屿,中山路,集美山, semuanya hanya satu kali naik bus. Saya enjoy banget duduk di area kafe yang tertutup pintu-pintu kaca dengan suasana western gitu, walaupun kopi latte-nya ga seberapa.
Daerah wisata yang katanya kudu mesti harus dikunjungin adalah 鼓浪屿,sebuah pulau kecil yang dijangkau dengan kapal feri kecil. Di sana berderet toko-toko mulai dari toko suvenir, coffee shop, milktea shop, jajanan laut sebagai oleh-oleh, de el el. Baik bangunan maupun jalanannya ngingetin saya akan arsitektur Italia gthu dhe.. Kata Tany sih ini mirip jalanan di Macao. Satu hal lagi yang paling unik dari 鼓浪屿 adalah it seems Gulang Yu is the best spot for prewedding photo shoots coz we found approximately 6 couples were taking their prewedding photo sessions. Emank sih, pantai di 鼓浪屿 cukup oke, walaupun menurut saya biasa aja tapi berhubung udah lama banget ga ke pantai, jadinya berasa WOW. Sitting down on the stone bench on the beach was awesome.
Kalau mau belanja, yang direkomendasi adalah 中山路. Saya pribadi ga suka belanja waktu traveling, jadi saya ga begitu tertarik, apalagi toko-toko yang ada di sana kebanyakan top branded, ga kejangkau lah yah.. Tapi saya rekomendasi tempat itu untuk jajanannya. Tempatnya di jalan kecil agak melipir dan ruamee banget. Di situ ada beberapa kios yang jual berbagai steak dengan harga sekitar 15 RMB yang menurut saya murah tapi saya ga sempet coba karena udah ga ada tempat duduk lagi. Diliat dari porsi sih lumayan lah.. Saya cuma nyobain dim sum pilih 6 macam 10 RMB, semuanya enak.
view di Xiamen Daxue |
Menurut buku traveling yang saya beli, Xiamen Daxue (Universitas Xiamen) itu salah satu universitas di Cina yang pemandangannya menarik dan cocok buat pacaran. Dan emang bener, tempatnya indah banget untuk ukuran sebuah universitas. Ada danau kecil di tengah areal kampus dan ada pantai tepat di luar pintu gerbang kampus. Kalo stres gara-gara ujian, tinggal melipir ke pantai, ngongkow-ngongkow ngilangin stres.. hehe..
Nah, kalo 集美山, itu juga merupakan sebuah pulau tapi bisa dijangkau dengan bus. Pulau ini bagaikan kota di tengah kota, ada hunian dan sekolahnya juga. Keliatannya sih ini area tempat tinggal orang-orang high class, sekolah dasarnya aja luas banget dengan lapangan sepakbola ukuran internasional.
Tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi adalah Huaqiao Bowuguan 华侨博物馆 yang lokasinya deket dengan hostel tempat saya menginap. Di museum itu ditunjukkan pelarian orang-orang Cina ke berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dan ga nyangka banget ternyata jumlah orang Cina yang migrasi ke Indonesia paling banyak dibandingkan daerah-daerah lainnya. Yang paling menyedihkan adalah dalam proses migrasi itu, orang-orang Cina tidak diperlakukan layaknya manusia. Mereka ditempatkan dalam kapal dengan ruangan tanpa jendela dan penuh sesak sehingga ga heran kalau banyak yang meninggal sebelum sampai tujuan.
Situasi dalam kapal |
Distribusi etnis Cina |
Overall, Xiamen is really worth to visit. Akomodasinya terjangkau, transportasinya mudah, view-nya juga memuaskan.
Comments